Seperti yang kita ketahui, negara kita (Indonesia) belum bisa menjadi negara-negara maju seperti negara di Eropa, Asia Timur maupun Amerika. Negara Indonesia terlalu jauh tertinggal dengan negara tersebut dalam bidang pendidikan, pemerintahan, budaya, ilmu, teknologi, sektor industri, pertanian pangan dan sebagainya yang masih banyak lagi. Itu dikarenakan Indonesia masih terlalu bergantung dengan negara-negara tetangganya. Misalnya dalam sektor pertanian masih banyak adanya impor hasil cocok tanam luar negeri, dikarenakan hasil pertanian Indonesia yang masih belum memenuhi kuota kebutuhan pangan dalam negeri serta hasil panennya yang jauh lebih bagus impor daripada hasil dalam negeri. Hal tersebut tentu menjadi masalah bagi para petani karena akan berpengaruh juga dalam harga jual hasil tanaman lokal. Apa sih yang menjadikan hasil tanaman impor lebih baik daripada hasil tanaman lokal? Iya, jawabannya adalah soal teknologi dan ilmu. Kenapa begitu? Itu dikarenakan dalam bercocok tanam luar negeri didasari dengan research (penelitian) agar tanaman yang dihasilkan lebih unggul dalam segi kualitas, ukuran maupun rasa yang dihasilkan. Di luar negeri sering mengadakan penelitian untuk menciptakan hasil penemuan yang hasilnya bakal diberi hak paten jika sudah memenuhi kualifikasi. Negara Indonesia memang dikenal dengan negara agraris, tapi mengapa negara agraris lebih mengandalkan hasil impor daripada hasil lokalnya? Nah, itu tadi baru sedikit dari jawaban tersebut.
Sedangkan
dalam segi pendidikan Indonesia juga tertinggal juga. Ini dikarenakan
rata-rata pendidikan masyarakat Indonesia yang masih minim jika
dibandingan dengan kelayakan. Karena masyarakat beranggapan kalo sekolah
itu cuma mengabiskan uang dan belum tentu mendapatkan pekerjaan.
Sebenernya anggapan tersebut tidak salah juga, dikarenakan angka
pengangguran di Indonesia yang masih sangat banyak. Itu juga yang
menjadi mengapa maraknya orang yang lebih suka bekerja dengan menjadi
seorang pengamen maupun pengemis yang minta-minta yang terutama di
daerah perkotaan/metropolitan. Faktanya lowongan pekerjaaan di Indonesia
itu banyak, tapi upah yang diberikan oleh perusahaan tersebut terlalu
minim yang menjadikan ekonomi Indonesia banyak yang dibawah kriteria
menengah ke bawah. Tapi ada juga orang-orang Indonesia yang menjadi
sosok sorotan publik dikarenakan usaha dan upayanya. Banyak yang
sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi dan akhirnya telah menjadi
orang sukses seperti pejabat, pengusaha, dan sebagainya. Tapi ketika
telah menjadi orang yang sukses mereka lupa dengan jati dirinya yang
dulu dan menjadikan mereka murka. Seperti maraknya praktek korupsi di
Indonesia yang menjadikan rakyatnya semakain miskin. Dari pejabat yang
tingkat pusat sampai dengan yang tingkatnya bagian desa saja banyak yang
melakukan korupsi. Itu karena telah menjadi budaya masyarakat Indonesia
yang menurun sampai sekarang ini.
Banyak
yang melakukan praktek tersebut karena masih minimnya hukuman bagi
koruptor yang ada Indonesia. Banyangin aja, koruptor dipenjara dengan
fasilitas seperti di dalam hotel berbintang. Penjara sekarang juga
mengikuti trend ya sampe dimodifikasi segala. Hukuman kaya gitu gak
bakalan bikin jera bagi koruptor dan apa lagi vonis yang dijatuhkan gak
nyampe 10 tahun. Dan denda yang diberikan aja gak nyampe angka yang
mereka korupsi. Inikah yang dinamakan dengan negara hukum? Padahal kalo
masyarakat biasa aja ada yang nyolong ayam sampe dipenjara
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Apa ini yang dinamakan keadilan
dari negara hukum? Hukum aja masih berpihak sebelah gitu masih aja
dipraktekkan sampai sekarang. Mau jadi apa negara kita kelak? Hal
tersebut disebabkan karena praktek manipulasi uang yang sudah marak di
negara kita. Masalah apa pun sekarang jika diselesaikan dengan uang
pasti sudah selesai. Itu juga yang menyebabkan orang-orang Indonesia
diperbudak oleh uang. Karena menurut mereka uang adalah segalanya.
Bayangin aja, orang sekarang mau jadi PNS pasti dengan uang. Mau jadi
polisi pasti dengan manipulasi uang juga. Biar bisa diterima di sekolah
favorit dengan manupulasi uang juga. Biar vonis yang dijatuhkan hakim
tidak terlalu berat dengan manipulasi uang juga. Itulah yang menyebabkan
pemerintahan Indonesia belum berjalan dengan baik. Orang kaya semakin
bahagia, sedangkan masyarakat miskin semakin menderita dan merajalela.
Makin
maraknya praktek-praktek seperti itu dikarenakan pendidikan karakter
dan moral di Indonesia yang masih kurang. Dengan pendidikan moral yang
dilebihkan pada usia dini sebenarnya dapat mengurangi praktek-praktek
tersebut kelak ketika anak tersebut telah dewasa. Karena pendidikan
moral dan pendidikan formal itu harus seimbang agar generasi muda
Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi. Tidak berat sebelah yang
menjadikan tidak seimbang. Seperti orang yang memang berpendidikan
tinggi akan tetapi kelakuannya seperti tikus berdasi. Tapi sifat kaya
gitu juga menular, karena faktor dari lingkungan sangat berpengaruh
terhadap etika moral seseorang. Misalnya aja, praktek korupsi di
lingkungan pajak. Pasti semua karyawannya tersebut diajak bersama
melakukan, jika ada yang tidak mau pasti diberi ancaman. Pola hidup yang
mencari gampangnya saja yang menjadikan praktek-praktek tersebut
semakin marak. Itu juga akibat dari keinginan seseorang untuk memiliki
sesuatu yang mewah, tapi ada juga yang disebabkan untuk memenuhi hawa
nafsu semata seperti praktek korupsi oleh pejabat untuk gratifikasi
seks. Dengan adanya sanksi yang lebih tegas dan pendidikan moral sejak
usia dini mungkin bisa menghilangkan kebiasaan yang cenderung merusak
moral bangsa dan bisa menjadikan negara semakin rusak.
Dan
dari segi teknologi Indonesia juga tertinggal jauh dengan negara luar.
Sebenarnya ada orang-orang Indonesia yang ahli dalam bidang tersebut.
Tapi orang-orang tersebut tidak dipelihara oleh negara dan akhirnya
malah dipelihara oleh negara lain sehingga bekerja di negara tersebut.
Sedangkan orang-orang yang dipelihara oleh negara Indonesia sendiri
ketika sudah sukses malah membalas budi pemerintah dengan melakukan
praktek-praktek korupsi. Ya itulah Indonesia dengan segi berkebalikan
yang sampai sekarang masih memarak. Untuk seperti barang-barang industri
elektronik, otomotif dan sebagainya Indonesia masih mengandalkan impor
dari negara luar juga. Ini dikarenakan Indonesia lebih suka produk luar
negeri yang kualitasnya memang lebih baik. Selain itu, dengan adanya
impor Indonesia bisa mendapatkan penghasilan dari pajak impor barang
tersebut. Tapi apakah kita harus selalu menggantungkan diri dengan
negara lain tersebut? Kalau terlalu banyak impor yang dilakukan maka
akan terjadi inflasi rupiah yang semakin lama tertinggal dengan dollar.
Sehingga rupiah pun semakin payah. Tidak lama ini ada penemuan dari anak
bangsa yang sangat membanggakan karena produksi mobil yang hampir
semuanya dari jerih payah anak bangsa. Kejadian tersebut bisa menjadikan
pelajaran bagi kita untuk selalu berusaha menciptakan sesuatu dengan
usaha sendiri. Mobil tersebut gak kalah juga kok jika dibandingkan
dengan produk luar negeri. Asalkan jika terus dimodifikasi dan bisa
diproduksi secara massal ketika sudah dikatakan layak uji pakai.
Sehingga kan kita gak perlu lagi memakai produk impor lagi. Maka,
cintailah produk dalam negeri.
Dan
yang terakhir adalah masalah budaya. Sebenarnya kalo masalah budaya
Indonesia tidak tertinggal, malahan Indonesia kaya akan budaya karena
Indonesia merupakan negara multikultural. Dengan budaya tersebut bisa
menjadikan negara Indonesia lebih dikenal negara lai karena ciri khas
suatu negara adalah budaya asli dari negara tersebut. Sayangnya,
masyarakat Indonesia banyak yang telah melupakan budaya setempat. Karena
telah terpengaruh oleh budaya luar yang lebih modern. Menurut mereka
budaya luar lebih bagus, modern dan gak ketinggalan jaman. Dan akhirnya
budaya kita sendiri sampai digunakan oleh negara lain seperti kasus Reog
yang dianggap sebagai budaya Malaysia. Padahal reog sendiri kan
merupakan budaya asli Indonesia yang berasal dari Ponorogo, Jawa Tengah.
Sebaiknya kita belajar dari negar Korea dan Jepang yang cinta akan
budaya mereka sendiri. Contohnya gaya Korea yang menjadi trend yang
dikenal di seluruh dunia dengan jati diri aslinya. Kita bisa kok seperti
itu dengan corak budaya kita sendiri. Yang terpenting adalah merasa
bangga dengan budaya sendiri lebih baik daripada meniru budaya orang
lain karena mengikuti trend semata. Dan yang paling parah lagi adalah
budaya barat yang telah meraja lela di Indonesia. Seperti dalam etika
berpakaian, berbicara bahkan dalam minum-minuman maupun berjudi.
Sebenarnya negara kita telah dikenal di dunia dengan sosok masyarakatnya
yang ramah dan beretika tinggi. Tapi mengapa kita menghilangkan
anggapan tersebut dengan meniru budaya barat? Sebaiknya kita menjaga
anggapan tersebut dengan cara menonjolkan budaya kita sendiri yang telah
ada dari nenek moyang jaman dulu.
0 komentar:
Posting Komentar